Monday, November 17, 2014

Diklat Pita 1 Angkatan 5 Tahun 2014

Masih hangat bro..... ayo diliat.... dikomen.....

Foto Outbound AMBALAN KH. AR WAHID tahun 2013

Sama foto yang ini, masih pada ingat g?

Diklat Badge Ambalan Angkatan 4 (2013-2014)

Sedikit Share foto kegiatan diklat Ambalan KH. AR. WAHID angkatan 4.

Monday, November 3, 2014

BAHAYA PERALATAN, KEMASAN, DAN PEMBUNGKUS MAKANAN

Makanan merupakan bahan yang amat penting bagi kita terutama bagi tubuh kita. Tentu saja dalam menyajikan makan yang hendak kita makan haruslah terbebas dari kontaminasi bakteri, kuman, atau serangga penyebab penyakit. Karena hal tersbut tentu saja sangat penting dalam mempenagruhi kesehatan kita. Tapi ternyata kehigienisan suatu makanan saja tidak cukup untuk menjamin kesehatan itu. Hal ini sangat terkait erat dengan kemasan makanan yang  merupakan bagian dari makanan yang sehari-hari kita konsumsi.

Ada begitu banyak bahan yang digunakan sebagai pengemas makanan, yaitu kemasan yang bersentuhan langsung dengan makanan. Tetapi ternyata tidak semua bahan-bahan tersebut tidak aman bagi makanan yang dikemasnya.

STYROFOAM
Styrofoam ditemukan pada tahun 1839, secara tidak sengaja oleh Eduard Simon, seorang apoteker dari Jerman. Styrofoam terbuat dari plastik yang disebut polystyrene. Polystyrene adalah plastik berbasis minyak bumi dibuat dari monomer stirena. Styrene digunakan secara luas dalam pembuatan plastik, karet, dan resin. Nama styrofoam sebenarnya adalah nama dagang dari produk busa polystyrene. Polystyrene merupakan bahan ringan, karena sekitar 95% terdiri dari udara.
Styrofoam merupakan insulansi yang baik, sehingga styrofoam banyak digunakan karena mampu menjaga makanan/minuman tetap dalam kondisi panas/dingin. Bahan tersebut juga tetap nyaman dipegang, mempertahankan kesegaran dan keutuhan bahan yang dikemas, lebih aman, serta ringan. Styrofoam yang dibuat dari kopolimer styren ini menjadi pilihan bisnis pangan karena mampu mencegah kebocoran dan tetap mempertahankan bentuknya saat dipegang. Selain tempat makanan, styrine juga bisa didapatkan dari asap rokok, asap kendaraan dan bahan konstruksi gedung.

Bahan ini harus dihindari, karena bisa mengkontaminasikan bahan styrine ke dalam makanan ketika makanan tersebut bersentuhan, terutama bila dipanaskan dalam microwave. Styrine ini berbahaya untuk otak dan sistem syaraf. Selain berbahaya untuk kesehatan otak, juga mengganggu hormon estrogen pada wanita yang berakibat pada masalah reproduksi, dan pertumbuhan dan sistem syaraf, juga karena bahan ini sulit didaur ulang. Pada Juli 2001, Divisi Keamanan Pangan Pemerintah Jepang mengungkapkan bahwa residu styrofoam dalam makanan sangat berbahaya. Residu itu dapat menyebabkan Endocrine Disrupter (EDC), yaitu suatu penyakit yang terjadi akibat adanya gangguan pada system endokrinologi dan reproduksi manusia akibat bahan kimia karsinogen dalam makanan.

Selain itu, ternyata dalam memproduksi polystyrene memerlukan bantuan chlorofluorocarbons (CFC), bahan kimia yang memecah ozon di troposfer.Beberapa Polistiren kini diproduksi dengan HCFC-22, yang dikalim kurang merusak dibanding CFC-11 dan CFC-12. Meski demikian HCFC-22 masihlah merupakan gas rumah kaca dan dapat merusak lapisan ozon. Bahkan, menurut sebuah penelitian tahun 1992 oleh Institut Energi dan Penelitian Lingkungan, HCFC diyakini tiga sampai lima kali lebih merusak lapisan ozon dari sebelumnya (Study Finds CFC Alternatives More Damaging Than Believed," The Washington Post, December 10, 1989).

KERTAS
Kertas juga sering digunakan oleh penjual makanan terutama gorengan sebagai pembungkus makanan yang dijualnnya. Terutama adalah penjual kacang rebus atau kacang goreng yang sering berjualan dipinggri jalan, yang biasa digunakan adalah kertas koran. Padahal kertas pembungkus yang kontak langsung dengan makanan haruslah kertas yang khusus untuk membungkus makanan, bukan kertas bekas yang tentu saja rawan kontaminasi bahan-bahan berbahaya.

Pembungkus yang  tidak didesain khusus untuk makanan sehingga mengandung zat berbahaya seperti timbal, karbon, dan lain sebagainya. Timbal dapat mudah berpindah ke makanan jika terkena minyak dan panas yang mampu menyebabkan pucat, kelumpuhan. Beberapa kertas kemasan dan non-kemasan (kertas koran dan majalah) yang sering digunakan untuk membungkus makanan, terdeteksi mengandung timbal (Pb) melebihi batas yang ditentukan.

Keracunan timbal pada orang dewasa ditandai dengan gejala 3 P, yaitu pallor (pucat), pain (sakit) & paralysis (kelumpuhan). Keracunan yang terjadipun bisa bersifat kronis dan akut. Untuk terhindar dari makanan yang terkontaminasi logam berat timbal, memang susah-susah gampang. Banyak makanan jajanan seperti pisang goreng, tahu goreng dan tempe goreng yang dibungkus dengan Koran karena pengetahuan yang kurang dari si penjual, padahal bahan yang panas dan berlemak mempermudah berpindahnya timbal ke makanan tsb. Sebagai usaha pencegahan , taruhlah makanan jajanan tersebut di atas piring.

Kertas yang lain yang juga berhaya bagi kesehatan adalah kertas tisu. Kita sering kali menggunakannya untuk mengambil atau membungkus makanan, misalnya : gorengan, untuk menghindari tangan kotor atau menyerap minyak yang berlebihan pada makanan tersebut. Menurut Sapto Nugroho Hadi, dari Departemen Biokimia IPB, zat kimia yang terkandung dalam kertas tisu disebut pemutih klor, yang memang ditambahkan dalam pembuatan kertas tisu agar terlihat lebih putih dan bersih. Zat ini dapat bermigrasi ke makanan dan bersifat karsinogenik (pemicu kanker).

KANTONG KRESEK
Kantong kresek terutama yang hitam ternyata kalau terkena panas, zat pewarna hitamnya bisa terurai, terdegradasi menjadi bentuk zat radikal beracun yang berbahaya bagi kesehatan terutama dapat menyebabkan sel tubuh berkembang tidak terkontrol seperti pada penyakit kanker. Kebiasaan seperti ini sering kita lihat pada saat seseorang membeli bakso. Kebanyakan penjual bakso saat ini langsung membungkus jualannya dengan kantong kresek hitam yang tentu saja berbahaya karena masih dalam keadaan panas.

Badan POM RI telah mengeluarkan peringatan bahwa : (PERINGATAN PUBLIK / PUBLIC WARNING TENTANG KANTONG PLASTIK “KRESEK” Nomor: KH.00.02.1.55.2890 Tanggal : 14 Juli 2009)
Kantong plastik kresek berwarna terutama  hitam   kebanyakan  merupakan produk daur ulang yang sering digunakan untuk mewadahi makanan.

Dalam proses daur ulang tersebut riwayat penggunaan sebelumnya tidak  diketahui, apakah bekas wadah pestisida, limbah rumah sakit, kotoran hewan atau manusia, limbah logam berat,  dll.
Dalam proses tersebut juga ditambahkan berbagai bahan kimia yang menambah dampak bahayanya bagi kesehatan. Jangan menggunakan kantong plastik kresek daur ulang   tersebut untuk mewadahi langsung makanan siap santap.

PERALATAN MAKAN BERBAHAN MELAMIN

Badan POM telah mengeluarkan  PERINGATAN/PUBLIC WARNING TENTANG PERALATAN MAKAN “MELAMIN” NOMOR: KH.00.01.1.23.2258 TANGGAL 1 JUNI 2009. Dari hasil pengujian, Bahan melamin untuk pembuatan barang rumah tangga seperti piring, gelas, mangkuk, mug, cetok, sendok, garpu, dan sebagainya ternyata tidak semuanya aman bagi kesehatan kita karena dapat memicu kanker. Terlebih bila digunakan untuk mewadahi makanan yang berair atau berasa asam.

Meski harganya murah, bentuknya beraneka ragam, ringan dan tahan banting tetap diharapkan bagi masyarakat untuk lebih selektif dan waspada dalam membeli perangkat rumah tangga termasuk produk yang dijual di hipermarket, supermarket dan minimarket walaupun ritel tersebut termasuk modern serta melakukan pengawasan ketat terhadap barang dagangannya. Jangan hanya melihat bentuk dan coraknya saja yang menarik, tapi kita harus lebih berhati-hati dalam hal kesehatan.

Berdasarkan uji klinis terdapat sebagian merek produk melamine di Indonesia yang mengandung racun formaldehid atau formalin. Racun tersebut adalah merupakan hasil polimerisasi yang tidak sempurna sehingga menghasilkan residu formaldehid yang menempel pada barang-barang tersebut. Apabila residu itu ikut nimbrung masuk ke dalam perut badan kita melalui makanan dan minuman, maka bisa menimbulkan masalah kesehatan seperti kanker dan penyakit lain yang sangat berbahaya.

Harian Kompas Senin, 1 Juni 2009 | 12:54 WIB, telah memberitakan bahwa pihak BPOM RI, telah menguji 62 sampel peralatan makan melamin di laboratorium. Hasilnya 30 sampel positif melepaskan formalin. Sampel peralatan makan melamin yang melepaskan formalin antara lain gelas dengan tulisan di bagian bawahnya VGS 4-05A Melamine Ware, dan Sayota Melamin Ware. Sendok bertuliskan Made in china No 2117, Melamine Ware Ads 7007, Zak Design china 04287, Piring bertuliskan Mei Shing Melamin 109, garpu Huafeng No 204, sebut Kepala BPOM RI, Husniah Rubiani Thamrin Akib.
Sendok sayur dengan tulisan IM 508, mangkok merek Sayota Melamine VGS 1-83 dan merek Mei Shing Melamine 110581, dan Melamine Ware T109, juga melepaskan formalin saat digunakan, imbuh dia. Ketua Yayasan Lembaga konsumen Indonesia, Huzna Zahir, bahan dasar melamin adalah formalin. Bila diproses produksi tidak bagus, produk tersebut akan melepas formalin. “Sebenarnya sudah ada standar produksi perangkat berbahan melamin yang aman digunakan untuk tempat makan, food grade istilahnya,” kata dia.

Toksoplasmosis

DEFINISI
Toksoplasmosis adalah suatu infeksi yang disebabkan oleh Toxoplasma gondii.
PENYEBAB
Toxoplasma gondii, suatu parasit bersel tunggal. Parasit ini ada di seluruh dunia, dimana terdapat kucing. Toxoplasma gondii menginfeksi sejumlah besar hewan dan juga manusia. Infeksi berat biasanya terjadi hanya pada janin dan orang-orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, misalnya akibat AIDS, kanker, atau pemakaian obat-obat untuk menekan respon penolakan tubuh terhadap organ transplant (obat imunosupresan).
Parasit ini bereproduksi di dalam sel-sel yang melapisi usus kucing. Telur parasit (ookista) ditemukan di dalam tinja kucing. Manusia dapat terinfeksi melalui beberapa cara :

  • makan daging yang mentah atau tidak matang dari hewan yang terinfeksi, dimana terdapat kista parasit
  • mengkonsumsi makanan atau air yang terkontaminasi kotoran kucing atau bahan lainnya (misalnya tanah yang terkontaminasi kotoran) yang mengandung parasit
  • transfusi darah atau transplantasi organ dari orang yang terinfeksi
  • dari ibu ke janin melalui plasenta
Infeksi Toxoplasma pada janin, yang didapat dari ibunya melalui plasenta, dapat mengakibatkan terjadinya keguguran, bayi lahir mati, atau bayi lahir dengan toksoplasmosis kongenital. Namun, jika seorang wanita terinfeksi sebelum hamil, parasit tidak masuk ke janin yang dikandungnya.
GEJALA
Kebanyakan orang dengan sistem kekebalan tubuh yang sehat hanya memiliki sedikit gejala dan dapat pulih kembali.
Anak-anak yang lahir dengan toksoplasmosis kongenital dapat mengalami sakit berat dan meninggal segera setelah dilahirkan, atau mereka dapat juga tidak bergejala sampai berbulan-bulan atau bertahun-tahun kemudian. Beberapa anak bahkan tidak pernah menjadi sakit. Gejala khas pada bayi baru lahir yang terinfeksi dapat berupa :
  • peradangan pada mata (korioretinitis) yang dapat menyebabkan kebutaan
  • pembesaran hati dan limpa
  • kuning (jaundice)
  • muncul ruam kulit
  • mudah memar
  • kejang
  • kepala yang berukuran besar atau kecil
  • gangguan intelektual (retardasi mental)
Toksoplasmosis yang didapat setelah lahir jarang menimbulkan gejala pada orang-orang dengan sistem kekebalan tubuh yang sehat. Ketika gejala muncul, biasanya gejala bersifat ringan dan dapat berupa pembesaran kelenjar getah bening yang tidak terasa nyeri, demam ringan yang hilang timbul, rasa tidak enak badan, dan terkadang sakit tenggorokan. Beberapa orang bisa hanya mengalami korioretinitis, dengan gejala berupa penglihatan yang kabur, sakit pada mata, dan sensitifitas terhadap cahaya. Korioretinitis biasanya terjadi akibat reaktivasi toksoplasmosis kongenital.
Gejala-gejala toksoplasmosis pada orang-orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah tergantung dari lokasi infeksi. Toksoplasmosis pada otak (ensefalitis) menyebabkan gejala-gejala berupa sakit kepala, kelemahan pada satu sisi tubuh, kesulitan dalam berbicara, kejang, dan penurunan kesadaran hingga koma.
Toksoplasmosis disseminata akut dapat menyebabkan timbulnya ruam, demam tinggi, menggigil, sesak nafas, dan kelelahan. Pada beberapa orang, infeksi dapat menyebabkan peradangan pada hati (hepatitis), paru-paru (pneumonitis), atau jantung (myocarditis). Organ yang terkena dapat berhenti berfungsi (kegagalan organ). Toksoplasmosis jenis ini dapat mengancam nyawa.
DIAGNOSA
Diagnosis biasanya didasarkan dari hasil pemeriksaan darah untuk mendeteksi antibodi terhadap parasit. Namun, jika sistem kekebalan tubuh penderita terganggu, misalnya pada AIDS, hasil pemeriksaan darah bisa berupa negatif palsu. Untuk menentukan apakah janin terinfeksi atau tidak, maka dapat dilakukan pemeriksaan analisa cairan amnion (cairan ketuban) terhadap adanya toksoplasmosis. Jika diduga adanya toksoplasmosis pada otak, maka dapat dilakukan pemeriksaan CT scan atau MRI. Pada kasus yang jarang, dilakukan pengambilan contoh jaringan yang terinfeksi (biopsi) untuk memeriksa adanya parasit atau antigen yang yang dilepaskan oleh parasit.
PENGOBATAN
Orang dewasa yang terinfeksi tetapi tidak bergejala atau memiliki sistem kekebalan tubuh yang baik tidak membutuhkan terapi.
Orang dewasa yang bergejala dan bayi dengan toksoplasmosis kongenital dapat diobati dengan sulfadiazine atau clindamycin ditambah pyrimethamine dan leukovorin. Selain obat ini, orang-orang dengan korioretinitis juga diberikan prednison atau kortikosteroid lainnya untuk mengurangi peradangan. Wanita yang terinfeksi Toxoplasma saat kehamilan dapat diobati dengan spiramycin untuk mencegah penularan pada janin.
Toksoplasmosis pada penderita AIDS cenderung sering mengalami kekambuhan sehingga pengobatan biasanya terus diberikan selama waktu yang tidak dapat ditentukan.
PROGNOSIS
Prognosis pada penderita toksoplasmosis yang didapat setelah lahir adalah baik, kecuali jika terjadi gangguan sistem kekebalan (seperti pada penderita AIDS, yang seringkali berakibat fatal).
PENCEGAHAN
Meskipun terapi yang efektif tersedia untuk toksoplasmosis, semua perlakuan mempunyai efek samping dan mungkin tidak melindungi anak yang belum lahir. Itu sebabnya pendekatan yang terbaik adalah pencegahan. Tindakan pencegahan ini dapat membantu Anda tetap aman:
  1. Pakailah sarung tangan jika Anda berkebun atau menangani tanah untuk menghindari paparan terhadap toksoplasmosis. Kemudian cuci tangan dengan bersih dengan sabun dan air, terutama sebelum makan atau menyiapkan makanan.
  2. Jangan makan daging mentah atau kurang matang. Daging, terutama daging domba, babi dan sapi, dapat menularkan toxoplasma organisme. Jangan mencicipi daging sebelum benar-benar matang. Hindari daging mentah.
  3. Cuci peralatan dapur secara menyeluruh. Setelah menyiapkan daging mentah, benar-benar mencuci talenan, pisau dan peralatan dapur lainnya dalam air panas, sabun untuk mencegah kontaminasi silang dari makanan lain. Cucilah tangan Anda dengan hati-hati setelah memegang daging mentah.
  4. Cucilah atau kupas semua buah-buahan dan sayuran. Jika memungkinkan, gunakan sabun untuk mencuci sayuran buah-buahan dan sayuran, terutama jika Anda memakannya mentah. Jika tidak, kupas dengan hati-hati.
  5. Jangan minum susu yang tidak dipasteurisasi. Susu dan produk susu lainnya yang tidak dipasteurisasi dapat mengandung parasit toxoplasma.
  6. Tutup kotak pasir anak-anak. Jika Anda mempunyai anak, pastikan untuk menutupi kotak pasir setiap kali mereka selesai bermain. Kucing bisa buang air besar di bak pasir terbuka.

Untuk Pecinta Kucing

Jika Anda hidup dengan HIV / AIDS, atau sedang hamil atau berencana untuk hamil, Anda berhak untuk khawatir tentang toksoplasmosis. Tapi Anda tidak harus menghindari kucing Anda. Berikut adalah beberapa langkah sederhana yang dapat membuat Anda dan teman binatang yang sehat:
  1. Pelihara kucing Anda agar tetap sehat. Jaga kucing Anda tetap berada di dalam rumah dan berikan makanan kucing kalengan atau makanan kering, bukan daging mentah. Kucing dapat terinfeksi karena memakan mangsa yang terinfeksi atau daging kurang matang yang mengandung parasit.
  2. Jangan mengadopsi kucing atau anak kucing liar. Walaupun semua binatang liar perlu rumah yang baik, paling baik adalah membiarkan orang lain memelihara mereka. Kebanyakan kucing tidak menunjukkan tanda-tanda terinfeksi toxoplasma, dan walaupun mereka dapat diuji untuk toksoplasmosis, mungkin diperlukan waktu hingga satu bulan untuk mendapatkan hasilnya.
  3. Biarkan orang lain membersihkan kandang dan tempat kotoran kucing. Jika itu tidak mungkin, maka selalu gunakan sarung tangan untuk melakukannya dan kemudian cuci tangan dengan sabun dan air hangat. Ganti tatakan kandang setiap hari sehingga setiap ookista yang diekskresikan tidak punya waktu untuk menjadi menular. Disinfeksi kandang dengan air panas - disinfektan kimia tidak efektif terhadap T. gondii. Tidak meletakkan kandang kucing di meja dapur atau membiarkan kucing Anda di meja dapur.
  4. Wanita hamil harus menghindari kontak dengan kucing. Jika tidak dapat dihindari, maka wanita hamil harus setidaknya menghindari membersihkan tempat kotoran kucing atau menggunakan sarung tangan ketika melakukannya.
  5. Daging harus dimasak dengan baik hingga benar-benar matang, dan tangan harus dicuci dengan baik sesudah kontak dengan daging mentah, tanah, atau kotoran kucing. Membekukan makanan pada suhu 13oC atau lebih rendah dapat menghancurkan parasit.
  6. Donor organ harus diperiksa terlebih dahulu untuk mencegah penyebaran parasit melalui organ transplantasi. Obat trimethoprim-sulfamethoxazole dapat digunakan untuk mencegah toksoplasmosis. Orang-orang yang tidak dapat menggunakan obat ini dapat menggunakan pyrimethamine dan dapsone. Namun, karena pyrimethamine dapat merusak sumsum tulang, maka diberikan leukovorin untuk membantu melindungi sumsum tulang. Orang-orang dengan AIDS dapat diberikan obat antiretroviral untuk mengurangi risiko terkena toksoplasmosis.
 sumber : http://medicastore.com/

 

Copyright @ 2013 Blog Guru TKJ.

Designed by Templateiy & CollegeTalks